Sabtu, 21 Februari 2009

kafiyeh menjadi tren di jerman

0 komentar



new entry post bY(nice boy)


Sorban atau kafiyeh yang dulunya sering di pakai oleh para dai dan para kyai ,kini mulai menjadi tren fashion di kalangan anak-anak muda
khususnya para pemuda di jerman

Bermula dari dukungan politis, kini menjadi aksesoris. Sorban Palestina atau kafiyeh ternyata sudah lama menjadi tren busana kaum muda Jerman.

Kafiyeh atau kufiyah ini bentuknya memang khas. Kain segi empat biasanya berwarna putih dengan motif kotak-kotak. Di tepi kain ada semacam rumbai-rumbai. Melihat kafiyeh orang biasanya akan ingat dengan almarhum Yasser Arafat. Mantan pemimpin Palestina ini selalu memakai kafiyeh untuk menutup kepalanya.

Di Jerman, banyak imigran Timur Tengah yang memakai kafiyeh terutama di musim dingin. Kafiyeh dibelit di leher untuk menghangatkan badan. Namun selain itu, banyak juga anak muda asli Jerman yang ber-kafiyeh ria.

Merunut sebuah artikel Der Spiegel tentang ideologi politik dan mode busana. Kafiyeh sudah mulai dipakai anak muda Jerman sejak akhir dekade 1960. Saat itu ada gelombang gerakan mahasiswa di seantero Eropa. Ideologi kiri seperti Sosialisme mendominasi mereka.

Awalnya para mahasiswa saat itu memakai kaus Che Guevara. Belakangan, sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina, para mahasiswa pun memakai Kafiyeh yang dibelitkan di leher.

Tren memakai kafiyeh pun berlanjut sampai hari ini. Namun pemakaian Kafiyeh saat ini lebih karena sebagai aksesoris. Orang Jerman menyebut kafiyeh dengan nama PLO Tusch atau kain PLO. Di Berlin, Jerman, kafiyeh dijual di banyak toko baju atau lapak kaki lima. Harganya berkisar 5-7 Euro.

Meski banyak dipakai sebagai aksesoris, kafiyeh tetap selalu menjadi simbol dukungan terhadap perjuangan Palestina. Setiap ada aksi demonstrasi mendukung Palestina di mana pun di Eropa, maka kafiyeh akan selalu berkibar.

0 komentar: